Sabtu, 13 September 2014

AKU AKAN TETAP MENCINTAIMU

AKU AKAN TETAP MENCINTAIMU


Aku masih mencintai dan bertahan untuknya
sampai mata ini menutup dan tak lagi 
melihat mentari..

Saat ini, aku mempunyai sesosok seorang wanita, dia adalah wanita yg sangat kucintai. Meskipun rasa sayangku untuknya tak pernah ternilai, aku tak ingin mundur.. Aku akan tetap teguh dengan pilihanku, aku pasti bisa meluluhkan hatinya.. Meskipun aku tau, dia selalu mengabaikanku..

Bertemu dia pun aku selalu menyapanya, selalu memberi senyum untuknya. Tapi dia? *ketus wajahnya*.
seolah-olah tak ingin sekali aku ada di kehidupannya. 

Pagi ini, aku bangun.. 

mempersiapkan beberapa perlengkapan kerjaku, tak lupa aku sarapan terlebih dahulu sebelum berangkat menuju tempat kerjaku. Tak lupa, setelah bangun tidur aku langsung mandi dan sholat subuh.
Sesudah sarapan pagiku kali ini, aku selalu mengucapkan dia selamat pagi & mengingatkan sarapan

Aku mulai mengetik sms untuk dia yg ku sayang..


Aku : Hai, Selamat pagi cantik, pagi ini begitu cerah. kamu jangan lupa sarapan ya. :)

Dia : *Engga dibales..

Smsku pagi ini, tak juga dibales olehnya.

sekarang, aku mau memberitahunya kalo 
aku mau berangkat berkerja.

Aku : Aku udah mau berangkat kerja,, oh iya, kamu hati-hati ya. Jaga diri kamu baik-baik

kamu jangan telat makan, jangan lupa sholat. :) 
Dia : *Engga dibales...

Hari itu aku pun berkerja, dan sela-sela istirahatku.. aku 

tetap menyempatkan diri untuk mengingatkan dan memberi
perhatian kepadanya.. 

Aku: Aku udah kerja, lagi jam istirahat nih, oh, iya kamu udah makan belum?? Makan yg banyak ya,

kamu jangan sampe sakit. Aku gak mau dgr kamu sakit. :)
Dia : *Engga dibales.. 

Saat aku pulang kerja pun dia belum membalas smsku. Skrg

aku tibda dirumah. Sesampainya dirumah aku langsung mandi
dan beristirahat dikamar, lagi lagi perasaanku hanya ingin terus
memperhatikanya. Aku mengetik sms lagi untuknya..

Aku : Meski kamu gak pernah bales sms aku, aku akan tetep sms kamu. Jangan lupa makan malem ya, istirahat yg cukup ya. :)

Dia : *Engga dibales..
Aku : Eh iya, entar kalo  kamu mau tidur jangan lupa sikat gigi, cuci kaki ya. Good night semoga mimpi indah ya, dan selamat beristirahat. :)
Dia : *Tetep engga mau bales... 

Setiap hari aku selalu melakukan hal yg sama, aku hanya ingin

menunjukan kepada dia kalo aku benar sayang padanya. Dgn
terus terus memperhatikanya, meski dia sering mengabaikanku. 

*Bangun tidur* *Langsung sms dia*


Aku: selamat pagi kamu org yg aku sayang, jangan lupa gosok gigi, mandi, sholat subuh dan sarapan ya. Aku sayang kamu :)

Dia : *Engga bales..

Aku sekarang, tidak masuk kerja. Aku sakit kepala yg begitu hebat. Sekarang aku harus berobat ke rumah sakit dan tidak masuk. Dan terpaksa kali ini aku membohongi dia, dengan sedikit humor pagi ini kepadanya. 


Aku : Hari ini aku gak masuk kerja, aku mau pergi ke rumah sakit.. Oh iya, kamu jangan lupa sarapan ya, jgn telat makan dan jgn lupa sholat. Aku cuma mau ngasih tau kekamu.. kalo aku sayang sama kamu :) 

Dia : Siapa yang sakit,, kamu?? Oh iya kamu sakit apa?? kok ngga ngasih tau?? 
Aku : Hehe, engga ada kok, engga ada yg sakit. Cuma pgn kesana aja, lagian aku juga kangen sama pesan singkat yg dulu pernah kamu bales buat aku, kamu kalo gak begini kamu gak akan bales sms aku  kan *seneng Banget* :) Yes pesan singkatku akhirnya di bales. :)
 Dia : *Engga dibales lagi..

Aku : Kok ngga dibales lagi, kamu marah ya :-( ? Ya udah aku minta maaf, aku kan cuma kangen kamu. bukan mau ngerjain kamu. :)

Dia : *Engga dibales...

Akhirnya pesan aku dibales lagi sama dia, mungkin dia marah dengan humorku itu. Hmm.. padahal aku cuma kangen kamu, kangen awal-awal pertama kali kenal sama kamu. 


*Aku berniat minta maaf dan mulai sms dia lagi.


Aku : Aku tau kamu marah, yaudah mungkin mulai besok aku ga akan ganggu-ganggu kamu lagi, Gak smsin kamu lagi aku minta maaf ya, Aku juga udah maafin kamu kok:) Jaga diri baik baik, aku sayang bgt sama kamu, aku kanggen bgt sama kamu. :)


Keadaan eja semakin melemah, ternyata sakit kepala yg eja derita selama ini bukan sekedar sakit kepala biasa, eja divonis dokter bahwa eja menderita tumor otak. Eja mengetahui kalo kepalanya terdapat tumor otak, akhirnya penyakit itu melemahkan fisik eja.

*Saat siang* Eja berjalan, menuruni tangga. Lalu tiba-tiba eja pusing. Dan dia jatuh dari tangga dan kepalanya terbentur tembok anak tangga. 
Akhirnya eja terbaring dirumah sakit lagi, akibat pendarahan otak. Setelah tadi siang eja jatuh, sekarang keadaanya kritis, dan pesan terakhir yg eja ucapkan adalah "Mah.. Pah.. terima kasih, aku sayang kalian dan aku sayang wanita itu, dek tolong sampaikan pesan ini". Ujar eja mengucapkan kepada mama papa dan adiknya. *Akhirnya eja menghembuskan terakhir, dan air mata di kelopak matanya jatuh.

Setelah eja meninggal dunia, eja pun tak pernah sms si dia lagi, hingga buat si dia merasa bersalah, dan mengkhawatirkan keadaanya. Akhirnya diapun berinisiatif membalas pesan singkat eja disiang hari..


Dia : Ya, aku maafin kamu, aku juga akan jaga diri baik baik. Emang kamu mau kemana? 

Kemudian smsnya dia dibalesin sama adiknya eja : "Jangan sms ke nomer ka eja lagi ka, kak eja udah meninggal,, kak eja meninggal kemarin sore, siang ini pemakamannya kalo kakak bisa dateng, dateng ya kak. Sebelum kak eja meninggal, dia  berpesan ke kaka. Kalo kak eja sayang bgt sama kaka."

Dia : *Terkejut *Gak nyangka *Lemes *Nangis kejer :'( :'( :'(


Pesen buat temen :
"Hargai lah usaha seseorang..yang ­ memberimu perhatian dan kasih sayang. Karena, kita gak pernah
tau,, kapan mereka pergi dan kapan dia menghilang sebelum kita mengucapkan terimakasih."


Salam Penulis : @rizkkyz ðŸ˜‰


Categories:

HUJAN YANG MENDATANGKAN KEBAHAGIAAN

HUJAN YANG MENDATANGKAN KEBAHAGIAAN 


Bulir‐bulir air ini menjadi saksi tentang kita berdua. Tentang sebuah ikatan tak berstatus namun begitu kuat sampai kita tak bisa terpisahkan. Tentang kita berdua.

Bersama dengan turunnya pasukan air dari langit, bersamaan pula dengan pertautan kelingking antara kita berdua. Kamu, dan aku. Merupakan satu kesatuan yang berjanji untuk selalu bersama hingga terpisahkan oleh maut.



Melihat hujan diluar sana, rasanya aku teringat masa lalu..


Waktu itu, aku, berada dalam suatu ruangan yang sesak itu. Dipenuhi dengan teman sebayaku yang ribut itu. Ada yang bergosip, melempar‐lempar kertas, maupun bernyanyi sambil memetik gitar. Percayalah, mendengar mereka semua membuatku pusing.

Aku, dengan nyamannya bersandar ke jendela, melihat keluar.

Hujan.

  
Titik‐titik air itu terus menyerang bumi tanpa ampun. Benturan‐benturan antara air dan bumi tersebut menciptakan suara gaduh namun terdengar indah ditelingaku. Simfoni suara alam yang merdu itu… merupakan konser yang paling aku sukai dibanding konser penyanyi manapun. Suasana hujan membuat hawa terasa sejuk meski tetap saja sedikit terasa sesak karena padatnya kelasku itu.

Ah, aku memang suka hujan.


Karena hujan, tumbuhan yang tak bertenaga itu menjadi segar kembali.

Karena hujan, tanah yang gersang bisa basah dalam waktu sekejap.
Karena hujan, aku bisa merasakan kesejukan tersendiri, menikmati alam, mensyukuri tiap bulir yang jatuh ke bumi.
Karena hujan…. Aku bisa mengenangmu untukku sendiri.
  
Ya, harus kuakui, aku mencintai seseorang diam‐diam. Cukup dilahap olehku saja, kunikmati kesendirianku untuk melihatnya dari jauh dan kusimpan dalam memori yang tidak akan pernah kulupakan.

Tapi sayangnya, banyak orang mengatakkan bahwa dia menyukai orang lain.


“Hey.”


“Eeeeh?”


Ah, dasar bodoh. Dia terlalu cerdas. Datang disaat aku memikirkannya.


“Melamun saja terus. Gak baik tau.” Katanya pelan sambil tertawa renyah.


Aku memaksakan diri untuk tersenyum. Aku terlalu takut untuk menunjukkan ekspresiku kepadanya.

Kucoba saja acuhkan dia. Namun sayangnya jantung ini tak bisa berkompromi. Malah berdegup lebih kencang. Dan membuatku berkeringat dingin. Aku… gugup.

“Oh iya, kamu sudah mengerjakan tugasnya?”


“Eh ano…” Aku benar‐benar bingung harus menjawab apa. “Aku sudah mengerjakannya.” 


Dia pun mengernyitkan kening. “Kau aneh, hahaha”


“Hahaha.”


Dia pun segera beranjak lalu berbaur bersama teman‐temannya di depan.


Tiba‐tiba saja…

Krieekk..

“Eh Putri!”


Sosok gadis berambut panjang sepunggung dan agak pendek, memasuki ruanganku. Semua mata langsung tertuju padanya, Ya, perempuan itu memang menjadi salah satu pusat perhatian. Dan perempuan itu..


“Hey! Kapan sih kamu mau nembak Putri? Ciyee..”


Dan perempuan itu adalah orang yang disebut‐sebut incaran si dia.


Aku, bersama kehampaanku ini, berusaha mengasingkan diri ketika mereka berdua sudah berada disatu tempat dan didukung oleh teman sekitarnya. Kusandarkan lagi badanku ke jendela, kuhirup lagi aroma basah dan tanah yang bercampur, lalu ku hempaskan pelan, berharap beban ini hilang begitu saja.


Namun rasanya, cara ini tidak berhasil.


“Waah! Putri emang cocok ya sama kamu!”


Huh. Aku benci orang‐orang itu. Memandang bahwa yang cantik dan tampan itu modal untuk dicintai. Nyatanya, aku tidak.


Nyatanya aku tidak mencintai dirinya karena wajahnya. Untuk ukuran laki‐laki, wajahnya tergolong standar. Tidak tampan namun tidak buruk. Biasa saja. Namun ada beberapa hal yang menarik darinya..


“AAAAA”


“Argh!”


Sejenak kelas menjadi hening. Kulihat didepan kelas, perempuan itu dengan posisi hampir jatuh, ditahan oleh dirinya. Aku, melihat itu. Aku melihat itu… aku merasa hancur. Aku. Hancur.


“Aaaaa! Manis sekali!”


Oh Tuhan… mengapa dia tidak biarkan saja perempuan itu terjatuh, agar mukanya terbentur tanah dan merasakan bahwa sakit yang kurasakan lebih dari itu?


Dia dengan kasar melepaskan pertahanannya.

“Kau berat sekali,”

Suasana kelas makin gaduh. Meneriakkan nama mereka agar saling bersatu. Teriakan itu bagai pisau seakan menembus dadaku, kurasakan sakit amat mendalam namun tak dapat kulukiskan.


“Dasar tukang gosip!” tukasnya pelan.


Dia dengan santai berjalan… berjalan ke arahku.. aku serius. Dia berjalan ke arahku. Ke bangkuku.


“Aku duduk disini saja. Lebih enak,”


Kamu tak seharusnya duduk disini bersamaku. Aku tak pantas duduk disampingmu.


“Hah.. orang‐orang itu nyebelin ya. Menggosip saja kerjaannya. Padahal kan yang kusuka bukan dia..”


AH. INI BENAR‐BENAR MEMBUATKU MATI PENASARAN.


Aku pun dengan pelan menoleh padanya, dengan santai dia melihatku yang sepertinya kelihatan gugup.


“Haha! Iya, aku suka sama seseorang. Orang itu unik dan membuatku penasaran karenanya,”


Semoga saja itu aku.


“Memangnya siapa?” tanyaku lirih.


“Kamu.”


Tuhan. Tolong hentikan waktu ini. 5 menit saja. Ah tidak, sejam deh.


Mataku terbelalak. Aku tak percaya. Ah, dilihat dari gayanya, pasti dia bercanda.



TEEEEET.

 Sudah bel.

Semua bergegas pulang, membereskan buku masing‐masing dan segera pulang. Dan hujan, malah semakin deras sehingga banyak yang memaksakan diri untuk berbasah kuyup karena serangan pasukan air tersebut.

Dan yang tersisa hanya aku dan dia.

Aku terus terdiam. Memikirkan kata‐katanya tadi. Membuat semuanya seolah nyata, meski tahu itu hanyalah dongeng semata.


“Hey..”


Hujan, kau benar‐benar membawa berkah ke bumi ini.


“Ya?”


It feels awkward, semua terasa canggung. Dia menatapku lekat‐lekat, yang malah membuatku takut. Aku takut dia dapat membaca pikiranku.


“Maaf jika aku terlalu lancang. Tapi aku memang suka kamu, kok.” Ucapnya.


Aku benar‐benar tidak mempercayai ini. Aku? Mendapatkan seseorang yang aku impikan? Kok rasanya seperti tak mungkin…


“Kamu itu mahluk paling unik yang pernah kutemui. Kamu suka hujan. Aku tahu karena aku suka memperhatikanmu, jika hujan kamu suka memperhatikan luar. Kamu mempunyai sifat yang keras, namun berpegang teguh pada prinsipmu. Dan…”


Dia menunduk dengan wajahnya yang merah.


“Aku tergila‐gila padamu.”


Aku rasa aku berada dialam mimpi. Namun begitu mendengar suara hujan yang begitu deras, aku sadar bahwa itu nyata. Impianku hidup. Mimpiku nyata. Bersamaan dengan suasana yang kusuka, hujan, dia menyatakan pernyataan tak terduga. Yang membuatku terkejut dan bersyukur karenanya. Rasanya… aku ingin menangis.


“Kau mau pulang bersamaku? Kalau kau mau, tautkan kelingkingmu pada kelingkingku.”


Mukanya memelas sekali. Dia lucu. Dihadapanku terdapat kelingkingnya yang berharap untuk disambut oleh kelingkingku. Aku, berusaha untuk menikmati momen ini sejenak, menutup mata dan menghirup udara disekitarku. Sejuk, dan alami.. ditambah dengan kehadirannya disini.


“Ya, aku mau..” jawabku sambil menyambut kelingkingnya.



**** THE END **** 



Salam Penulis: @rizkkyz :) 

Categories:

sealkazzsoftware.blogspot.com resepkuekeringku.com

Copyright © @Rizkkyz Blog's | Powered by Blogger

Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | BTheme.net      Up ↑