Jumat, 28 Februari 2014

Puisi "Senja yang Padam"

Senja yang padam

Dia rapuh, namun tangisnya kini mulai ada jeda. Dia bersimpuh, pasir putih menjadi alas --pun angin mengundangnya pulas.

Dia berbaring, membiarkan air mata turun hingga mengering. Dia sesenggukan, membiarkan tangis menyerupai spasi, berirama bergantian.

Kala itu, sore ketika senja ingin berpamitan, dia tak ikhlas melepas. Genggaman masih dieratkan, tatapan jauh kosong menatap jingga yang mulai kehitaman. Separuh badannya mulai menghitam, separuhnya lagi masih terang terkena cahaya. Ia tetap terjaga di beranda senja, lalu perlahan ia melepas genggaman.

Lalu senja meyakinkan, "Berbaringlah, tidur yang nyenyak. Esok, aku datang sesuai janjiku pada semesta. Silakan esok kau puas-puaskan, sibaklah abu-abu langit, carilah aku, maka aku akan mengeluarkan jingga beserta ronaNya"

Dihapuslah air mata, ia terbangun, dan dia berkata "Sampai jumpa". Kemudian ia tergulung bersama kekasihnya, senja.

Categories:

Kamis, 06 Februari 2014

Novel "Realita Cinta"

 Episode “Realita Cinta”

Episode “Realita Cinta”

Di episode kali ini tentang “Realita Cinta” sebelumnya gue juga bingung dalam untuk memilih menentukan judul. Yang tadinya sebelumnya judulnya yaitu Cinta Butuh Waktu, namun banyak dari sekian orang-orang yang bertanya.

“Judulnya kok sama kaya bandnya vierra sih ommm??? Yang cinta butuh waktu???”

“Terus? Gue harus perduli, gitu???”

Tapi, gue dari situ berkesimpulan bahwa yang lebih baik yaa harus mengganti judulnya. Dan, gue ganti Realita Cinta. Karna gue fikir rata-rata di dunia ini bahasannya tentang percintaan semua. Kalo ga ada cinta, mana mungkin ada hati? Kalo ga ada hati? Mana mungkin timbul perasaan suka dengan seseorang?

Cinta itu mewakili kita setiap orang dalam melakukan hal segala apapun. Cinta bermacam-macam. Cinta kepada sang pencipta, cinta kepada keluarga, cinta kepada lingkungan, cinta kepada teman atau sahabat-sahabat kita, cinta kepada sesama. Ett… tapi kalo cinta kepada sesama, bukan berarti homo loooh yaa??? Gini-gini gue pasti masih wajar lah, masa sih homo??? Kalo homo mah, mungkin bagi mereka yang telah merasa putus asa karena tidak mendapatkan sang pujaan hatinya. Dalam arti “Jomblo”. Sorry yaa mbloooo…. Bukan maksudnya menghina, tapi yaa begitulah kenyataannya, hahaha. ß*dilarang ikutan ketawa*

Realita percintaan dalam kehidupan remaja sering kali terjadi. Dari mulai timbul rasa suka sama seseorang, rasa sayang yang berlebihan kepada orang yang disuka, sampai-sampai timbul rasa cinta yang terkadang berlebihan. Dalam arti sayangnya udah sayang banget. Gak bisa dipisahkan gitu aja. Orang kalo udah sayang banget yaa gitu emang, terkadang untuk menjauh aja udah susah banget. Apalagi, kalo sampai harus meninggalkannya??? Dalam arti putus didalam suatu hubungan???

Namun, ketika seseorang saling mencintai. Seharusnya, kedua belah pihak saling menjaga, saling mengasihi, saling perduli, saling menyayangi, saling memeluk. Bukan hanya satu pihak saja yang memperjuangkan. Terkadang yang namanya pacaran itu juga sebenernya hanyalah masalah status hubungan. Iya, status hubungan yang mengkin lebih jelas.

Pengalaman gue didalam suatu hubungan kisah percintaan memang kadang terdapat pasang surutnya. Mungkin bukan hanya gue aja, tetapi masih banyak orang-orang lain yang merasakannya sama seperti halnya gue. Gue jomblo, dan menurut temen-temen gue jomblo itu hina.

“Makan tuh jomblo, dihina terus kan lo ky???”

“Yaelah emang yang taken udah pasti bahagia??? Enggak juga kan???” *Jawab gue dengan santai*

Namun dari situ juga teman-teman gue semakin mojok-mojokin gue. Entah karna gue salah ngomong. Apa entah karna rata-rata pada taken semua temen-temen gue??? *tutup kuping*

Gue awalnya sempet kaget, karna temen gue Yudha Iriawan suka dipanggil Joker dia tiba-tiba menawarkan gue cewe. Oh yaa… namanya dia joker bukan berarti singkatan dari “Jomblo Keren” jangan salah paham, dia temen gue yang kadang suka gue jadiin babu gue, hahaha. ß*dilarang ikutan ketawa*

Percaya gak? Enggak kan??? Gak usah dibawa serius juga kali. “Okeeee ommm…..”

“Ky, lo mau cewek gak nih??? Kakak kelas nih. Langka looohhh dapetin kakak kelas kan”

“Ah, lo yang bener?? Cakep gak???” *tampang gue agak serius*

“Ah… udah selaw. Pokoknya nanti istirahat lo ikut gue, mau gue tunjukin orangnya ke elo”

Jam bel istirahat pun telah tiba, dan tanpa basa-basi lagi temen gue si babu itu langsung nunjukin orangnya. Sontak, gue pun kaget. Serasa gue mau pingsan aja gitu, karna menurut gue dia orang yang sangat menarik beda dari yang lain. Ngerasa lagi melayang aja diatas awan.

Hari demi hari pun udah gue lewatin untuk sekedar pe-de-ka-te sama sang pujaan hati gue ini, kakak kelas. Gue pokoknya mulai dari dapet nomer hpnya, semua jadwal kegiatannya dia dari temen gue yang babu ini. Ett…. Tapi sekarang jabatannya joker udah gue angkat jadi seketaris gue, hahaha. Udah kaya orang mal aja. Ehhh… salah maksudnya perkantoran mblooo…

Namanya Atika Azmi Purnama, suka dipanggil bebek –bebek gitu sih sama temen-temennya. Lahhhh???? Gue pun kaget. Kok bebek???? Kenapa gak angsa aja sekalian??? Atau kaga yang menarik dikit, kaya ayam aja deh sekalian, HAHAHA. ß*dilarang ikutan ketawa*

Dia sangat menarik perhatian gue. Nah, dari seiring waktu pun gue mulai timbul rasa suka, rasa sayang, sampai-sampai rasa cinta yang terkadang berlebihan. Namun, gue orangnya agak gagap-gagapan gitu. Entah…. Kenapa juga gue gagap gitu. Apa Ibu gue ngidam punya anak kaya Aziz Gagap yak??? Yang pemain pelawak yang sering main lawakan bareng sama si sule itu “Sunda Bule”. HAHAHA, itu sih karena menurut gue aja. Bisa aja sih juga takdir…

Hari demi hari pun tak terasa memang semenjak gue kenal dengan Atika ini, yang suka dipanggil “Bebek”. Namun gue juga sempet ngerti kenapa dia dipanggil bebek?? Yaaa… karna jalannya itu terkadang gak sinkron, patah-patah gitu deh. Dan, kenapa gak dipanggil onta aja sekalian??? Yaa… karna dia cebol alias pendek, HAHAHA. ß*dilarang ikutan ketawa*

Hari demi hari semakin berwarna aja, namun disitu tetep belum masih ada hubungan yang jelas. Ngegantung gitu. Bahkan temen gue “Sasro” yang baru kenal 2atau3 minggu dengan temennya Bebek langsung jadian. Disitu gue sempet mikir, loooh kok cepet banget yaa diaa??? Sasro pake dukun mana dia yaaa???? Hahaha.

Cinta memang gak butuh alesan, cinta datangnya tulus dari hati yang terkadang langsung timbul ke perasaan. Dari perasaan itulah yang bisa membuat kita mengerti betapa berharganya orang-orang yang menyayangi kita? Sebagaimana semestinya layaknya kasih sayang Ibu kepada anaknya. Yang gak pernah putus, yang gak pernah meminta imbalan sepersen pun. Ia hanya minta agar anaknya menjadi lebih baik lagi, dari dia. Supaya apa? Supaya bangga, karna telah melahirkan anak yang membahagiakan kedua orang tuanya. Namun, terkadang antar kedua belah pihak saling egois, saling ga bisa memahami, saling mencaci maki. Dari situlah sifat “sabar” yang sedang diuji.

Hubungan terus berjalan hari demi hari. Hari yang udah dilewati, tak mungkin kembali lagi. Dari situ hubungan gue dengan atika mulai renggang. Entah… karna ada apa?? Namun, itulah cinta. Yang harus butuh perjuangan untuk mendapatkan sang pujaan hati yang kita mau. Bukan berarti munafik. Tapi, memang begitulah cinta. Suatu ungkapan yang terkadang sulit untuk didefinisikannya namun bisa dirasakan getarannya. Gak ada lagi hubungan komunikasi lagi.

“Spongebob sama pattrick aja bisa terus bersama-sama, masa gue sama lo enggak” *dalam hati* Sambil tampak murung wajah gue. Atau juga sih kalo anak-anak jaman sekarang mah bahasanya “Galau”

Entah… dari mana bahasa galau itu ada, dari Negara mana dia dateng. Gue enggak perduli, emang dia siapa gue??? *loohh* kok jadi emosi gini. Hufft :/

Entah… sampai kapan kesendirian ini menyelimuti hangatnya tubuhku. Galau, galau, dan galau lagi kemudian. Temen gue hakim yang satu ini akhirnya nanya ke gue.

“Lo ngapa sih??? Galau??”

“Udah tau pake nanya lagi lo..” *muka bête*

“Pake apa ky?? Ayam apa lele???” *muka bercanda*

“Ah…. Tau lo ahhh. Ngebetein” *muka marah*

“Yaelah, mangap ky. Betul kan lagian kata gue. Sebenernya kata bu sari sih. Kalo kakak kelas itu tukang PHP. Hati-hati deh lo”

Sontak, dari situ pun gue mulai kaget. Mulai gak merasa percaya. Apa memang benar??? *dalam hati gue berbicara*

Namun, gue berkesimpulan lain bahwa itu gak benar. Bahwa rasa suka itu memang bisa datang kapan saja. Bisa sama siapa aja. Namun, kalo rasa cinta itu hanya tertuju kepada satu orang saja. Iyaa… orang yang dicintainya.

Dan gue berfikir, memang sepertinya diantara gue dan atika itu belum timbul rasa cinta. Hanya sekedar perasaan suka saja, yang terkadang berlebihan. Atau dalam arti lainnya adalah terlalu menganggap serius hubungannya itu antar kedua belah pihak. Realita percintaan memang kadang susah dilupakan. Kita memang gak saling cinta, tapi hanyalah saling suka. Terlalu manis untuk dilupakan, kenangan yang indah yang telah dilalui bersama.

Realita cinta gak selamanya indah. Gak selamanya bisa untuk terus memiliki orang yang kita sayang. Gak selamanya juga indah pada waktunya. Namun, kenangan yang terus menghantui kalo antar kedua belah pihak udah saling berpisah. Kenangan yang telah dilaluinya, yang telah dijalani secara bersama-sama. Gak mudah untuk dilupakan. Walupun juga terkadang hanya sampai batas ditengah-tengah jalan hubungannya sudah berakhir. Disitu orang-orang berfikir kalo orang yang kita cintai itu menghianati cinta kita. Namun, disitu jugalah kita harus bersikap dewasa, harus lebih jernih lagi pikiran kita. Bahwa pada akhirnya cinta itu tak harus memiliki…

Selesai…

Salam Penulis: @rizkkyf :)

Categories:

Rabu, 05 Februari 2014

Novel "Dialah Perempuan Itu"

Dialah perempuan itu: Ibu



Jelas terpampang didepan mata, wajah cantik nan jelita, hidungnya yang mancung, rambut bergelombang, (yang sengaja dihitamkan oleh pewarna rambut), pipinya yang merona, alisnya yang hitam menyala, juga bibirnya yang merah merekah, sedang asik duduk di meja riasnya.

"Bu.."

Ibuku masih terdiam, asik dengan gincu yang ditorehkan ke bibir tebalnya.

"Bu.." Ucapku lagi.

"Iya, kenapa nak?"

"Kau mau kemana, tetaplah dirumah. Siapa yang menjaga kedua adikku. Aku masih terlalu kecil untuk menjaganya, bu." Ucapku memohon agar ibu tak meninggalkan rumah.

"Ayolah nak, kamu kan sudah besar, sudah kelas 1 Sma, apalagi kamu lelaki, lagipula.. kalau ibu tidak bekerja, siapa yang membiayai sekolah kamu, juga adik kembarmu yang kebetulan masih duduk dibangku 5 sekolah dasar?, tau kenapa almarhum ayahmu memberimu nama Argani? Sebab, ia mau kelak anaknya menjadi pemberani. Sudah, dengar saja kata ibu, jangan jadi pengecut. Jaga adikmu baik-baik sampai ibu kembali pulang" Ibu memberi pengertian.

"Ngg.. tapi bu.. yasudahlah, baik bu" Akupun meng-iyakan.

Sudah dua minggu belakangan ini, aku mulai curiga sama apa yang dikerjakan ibu. Bagaimana bisa ibu meninggalkan pekerjaan yang sudah 3 tahun dilakoninya, dan mendapat pekerjaan baru yang kurasa tidak normal.  Iya, dulu  ibuku seorang kuli cuci, gaji yang sedikit hanya mampu memberi makan kami saja, uang sekolah nunggak berbulan-bulan. Namun, dengan pekerjaan barunya, ibu mulai bisa melunasi dikit demi sedikit hutangnya pada sekolah. Dari situlah, awal timbul kecurigaan.

---

"Raka..Riki.. tidurlah cepat, besok kalian masuk sekolah pagi, kan?"

"Iya bang" Ucap mereka serempak, aku bingung, mengapa mereka selalu kompak.

"Bang, ibu kemana sih? kenapa dia gak betah dirumah? dia gak sayang ya sama kita?" Raka bertanya.

"Hush, gak boleh gitu, gak ada ibu yang gak sayang sama anak-anaknya. Sudah cepat tidur, tarik selimutnya lalu berdoa"

"Baik bang"

---

Aku terbangun dari tidurku yang nyenyak, saat itu pukul 3.30 pagi. Aku masih terjaga saat itu, dua bocah yang kuanggap malaikat masih asyik dengan tidur pulasnya. Juga dengkur halusnya yang tak kalah merdu oleh putaran kipas angin. Pagi itu dingin, kulihat gigil di kaki Riki, ternyata selimut asik dikuasai Raka. Dengan penuh cinta, kuambilkan selimut dari lemari tua sepeninggalan ayah. Kembali dengan penuh cinta, kubalutkan selimut pada Riki, adik bungsu ku itu. Aku sontak kaget, ternyata dia tak tidur, sepenggal kalimat dilontarkannya, "Untuk abang yang berhati sutra, terimakasih atas kasihmu, terimakasih atas sayangmu pada kami, aku, mencintaimu dengan sungguh", entah darimana adik bungsuku mendapatkan kata-kata itu. Yang jelas hati bangga bercampur haru mendengar perkataan sederhana itu.

"Dik, terimakasih, kau baik sekali" Pujian itu kulontarkan dengan penuh keikhlasan.

"Maka dari itu, tak sia bapak dan ibu mengajarkan tentang kebaikan, hehe" Katanya sedikit bercanda. "Sudahlah, kembali tidur, pakai selimut itu agar kau tak kedinginan lagi" Kataku sambil meninggalkannya.

---

"Kreeekkk..." terdengar suara pintu yang seolah terbuka, aku kaget, ibuku pulang tak seperti biasanya. Biasanya ia pulang sekiranya 15 menit setelah adzan shubuh berkumandang. Kenapa sekarang pulang lebih cepat? Kini ia tampak kurang cantik, rambut kucel, gincunya yang tak merah lagi, pipi kirinya yang sedikit lebam. "Bu, kenapa sudah pulang? juga mengapa kau begitu berantakan?""Lalu kenapa dengan pipi kirimu, rona nya pudar, kini yang kulihat biru lebam. Kenapa bu?, dengan penasaran aku terus meng-interogasikannya.

"Apalah kamu ini, macam polisi saja bertanya-tanya haha" Rupanya ibu malah mengajak bercanda anak sulungnya.

"Aku serius, bu"

"Sudahlah, sudah mau adzan, cepat ambil air wudhu, bangunkan adikmu lalu kita sholat berjamaah"

"Ah, ibu menyebalkan"

---

kini hatipun sedikit tenang, ternyata benar, wudhu dan sholat adalah alternatif yang tepat untuk jiwa yang gundah. Tapi aku masih sedikit penasaran, kenapa ibu bisa berantakan sekali pagi itu? apakah benar yang dikatakan tetangga mengenai ibu; bahwa ibu adalah seorang pesolek.

Saat itu aku masih terjaga, rasa penasaran terus memukul-mukul pikiran, dalam selimut.. aku mendengar doa ibu muda yang cantik jelita, ia ibuku. Asik berdoa diatas sajadah usangnya. Banyak kata yang kusimak, rupanya ia berdoa dengan sungguh, entah berapa butir berupa bulir jagung yang turun melewati dagu panjangnya, ia khusyuk berdoa, tanpa rasa malu ia merengek dihadapan tuhan sambil menadahkan kedua tangan mulusnya, dengan sempurna ia melafalkan doa untuk ketiga anaknya, Raka, Riki, dan Saya pun diikut sertakan dalam doanya. Sedikit yang kuingat dalam doanya.

"Tuhan, aku sudah menghamba dihadapanmu pagi ini tuhan. Dengan penuh harap aku berdoa untuk segala kebaikan, mungkin aku akan mengawali doa untuk ketiga anak-ku, beri mereka kecerdasan, beri mereka rezeki, jadikan mereka anak yang berbakti pada orang tua. Tuhan, jika kau jijik mendengar doa dari pesolek seperti saya. Tak apa. Namun, aku tak akan berhenti berdoa untuk kebaikan malaikat-malaikat yang kupunyaTuhan, jika masih dibukakan pintu maaf, maka aku akan mengampun padamu. Tuhan, tidakkah kau tahu? Menjadi apa yang tidak kita ingin itu menyakitkan? Seraya berlomba memasukan benang kedalam jarum, demi mendapatkan hadiah kita melawan segala resikonya, mana tahu duri itu menancap jari kita sendiri. Sakit bukan?, aku harap engkau memaklumkan, jika tidak dengan cara cepat mencari uang seperti ini.. lalu dengan apa anak-anakku dapat makan? teruntuk tuhan yang maha pengertian, sekali lagi aku mohon, ampunkan diri ini yang sudah terlanjur mengetahui resikonya menancapkan benang ke jarum tadi. Walau ku mengetahui akhirnya, tetap kulalui. Sekali lagi, saya meminta ampun. Saya bertaubat. Dari saya, Wina."

Tercengang ku mendengar doa serta pengakuannya, ternyata pesolek itu ibuku. Yang dibilang mereka benar adanya, Sudah jelas, ibuku adalah seorang pesolek. Entah apa yang harus kurasa. Sedih melihat kenyataan bahwa ibuku mencari duit dengan cara yang tidak halal? atau Bangga melihat ibu yang terpaksa menjadi apa yang tidak diinginkannya demi menghidupi ketiga anaknya? Yang pasti, aku bangga. Terimakasih ibu.

Kini kau sudah tertidur, kau sudah berwudhu, kau sudah bersih dari jamahan beribu-ribu pria. Dan yang aku bangga, aku mendengar kata taubat mu tadi. Oiya, bu, ada sepenggal pesan dibawah bantal yang sengaja kuselipkan, mungkin ketika nanti kau baca, aku sedang tidak dirumah melainkan disekolah.

"Kini aku mengerti. Kau telah mengajarkanku satu hal. Bahwa didunia ini sebenarnya tidak ada orang jahat. Hanya saja, mereka terpaksa memainkan peran Antagonis, sehingga dicap sebagai makhluk paling bengis."

Salam Penulis: @rizkkyf :) 

Categories:

Novel "Kepergian Kasih"

Kepergian kasih

"Aku Putri. Aku tak mengerti, apakah ini yang dinamakan penyesalan? atau cukup dijadikan kenangan yang harus diceritakan? Entahlah, namun sesak yang selalu ku dapat ketika teringat sosok dirimu. Inilah dimana keadaan mengharuskan ku untuk menangis, tak sanggup untuk ku berpura menahan deras nya air mata penyesalan ini, dan aku baru merasakan, seseorang yang sering diabaikan dialah yang sangat berarti ketika dia telah pergi"

Putri dulu memiliki seorang kekasih bernama Danu, hubungan mereka terbilang cukup lama, sekiranya dua tahun enam bulan menjalin kasih. Namun, hubungan mereka kandas di tengah jalan akibat sifat Putri yang cemburuan dan egois. Danu memilih untuk meninggalkan Putri, karna menurutnya lebih baik jujur dan meninggalkan nya, dibanding harus bertahan dan terus-terusan mendapat sakit yang sama.

5 Bulan berlalu

Putri dan Danu pun sekarang memiliki kehidupan masing-masing. Putri yang saat ini masih sibuk dengan sekolahnya yang sebentar lagi mau memasuki fase kelulusan. Kebetulan Putri kelas 3 Sma dan Danu satu tingkat dibawah nya. Tak disangka, 5 bulan berlalu Danu pun membuka hatinya untuk wanita cantik bernama Kinan. Seiring berjalan nya waktu, Putri pun cemburu melihat keakraban mereka berdua.

Namun, jangan karna ada sebuah senyum di wajah, seseorang dapat mengambil kesimpulan bahwa dia sedang bahagia. Di depan teman.. Danu memang tersenyum, tapi tidak dengan hati nya. Itu yang dirasakan Danu setelah berpisah dengan Putri. Sungguh perasaan tidak dapat membohongi. Ketika mulut berkata seadanya namun hati mengucap banyak untuk berharap. Danu pun masih menyayangi Putri, namun itu terhalang oleh keadaan. Iya, kini dia sudah dimiliki Kinan.

Semua berjalan seperti biasanya, hari demi hari berganti. Putri pun masih berharap akan cinta nya Danu. Dibalik itu, Putri tidak tahu bahwa Danu pun masih sayang terhadap Dirinya. Sampai saat nya tiba, Saat itu ulang tahun Kinan yang ke 17. Kinan mengundang banyak teman sekolah untuk menghadiri pesta ulang tahun yang diadakan dirumahnya. Termasuk Sarah. Sarah itu teman sebangku Kinan di SMA Taruna. Dan kebetulan Sarah itu sahabat nya Putri.

Hari ulang tahun Kinan pun tiba, Sarah pun bergegas untuk pergi kerumah Kinan, namun dia enggan pergi sendiri. Sarah pun mengajak Putri untuk ikut ke pesta ulang tahun Kinan.

"Put, ikut gue yuk. Ke pesta ulang tahun nya Kinan. Kenal Kinan, kan?" Ucap Sarah.

"Iya gue tau, cewek nya Danu kan? Yang ada gak bisa moveon gue kalo disana, disana pasti ada Danu" Ucap Putri.

"Yaelah Put, profesional dong. Itung-itung nemenin gue. Gue males kesana sendiri, mau ya mau ya?" Ucap Sarah membujuk.

"Hmm..tapi, yaudahlah." Ucap Putri Geram.

Sesampainya dirumah Kinan, Pukul 19.45 WIB. Putri pun mengurungkan niat untuk memasuki rumah tersebut. Namun Sarah terlanjur mengetuk daun pintu rumah Kinan. Putri khawatir jika dia bertemu dengan Danu, dan dibenaknya cuma ada rasa takut. Rasa takut bahwa Danu sudah cerita ke Kinan bahwa dirinya itu mantan kekasihnya Danu. Kinan keluar dengan wajah yang sedikit murung.

"Hey, lo udah dateng Sar? Itu siapa?" Ucap Kinan.

"Iyanih, oh iya kenalin. Ini sahabat gue, Putri." Ucap Sarah memperkenalkan Putri kepada Kinan.

"Gue Putri, salam kenal yaa" Ucap putri menjulurkan tangan. "Dia gak tau gue? hmm.. mungkin Danu belum cerita soal gue ke Kinan" Ucap Putri dalam hati.

Pesta pun berjalan lancar, dan ditemuilah Danu didalam pesta tersebut oleh Putri. Wajah mereka berhadapan, mata pun saling bertemu, seakan tubuh memiliki isyarat bahwa rindu tak bisa lagi diungkapkan. Rindu yang mereka sembunyikan sedemikian rupa tentang harapan agar bisa memeluk satu sama lain namun terhalang oleh perasaan yang enggan.

Putri tak dapat menahan kuasa, dia memutuskan pulang tanpa sepengetahuan Sarah. Sesampainya dirumah, tanpa sadar tak dapat ia menahan derasnya air mata. Selalu teringat oleh kesalahan yang diperbuat nya dulu, yang menyebabkan Danu pergi meninggalkan nya.

Danu pun sadar bahwa di pesta tersebut sudah tidak lagi terlihat batang hidung Putri. Danu penasaran, kemudian dia bertanya pada Sarah.

"Hey, Sar. Lo liat Putri gak?" Ucap Danu.

"Putri? Oiya, dia kemana ya dari tadi gak keliatan? gue juga gak tau Nu.." Ucap Sarah yang juga kebingungan.

Pesta pun usai, Danu, sarah serta temen-temen sekolah Kinan pamit untuk pulang. Namun, ketika sudah mulai jauh dari rumah Kinan. Danu berniat mau ngajak Sarah ngobrol diluar.

Danu memulai pembicaraan, Dia tak lagi mampu menahan perasaan nya. Danu curhat kepada Sarah bahwa hati nya yang masih mengharapkan Putri. Saat itu pukul 21.03 dan suasana cafe pun masih ramai dikunjungi oleh para pengunjung. Tapi ada satu pesan Danu untuk Sarah, bahwa menyuruh sarah agar merahasiakan cerita nya tersebut. Jangan sampai Putri tau.

***
Setahun kemudian.

Pukul 08.24 WIB, Terlihat seorang berkulit putih duduk termenung di kedai kopi sambil melihat jendela yang sedikit terbuka dan dibasahi oleh basah nya embun pagi. Iya, dia Danu. Tempat ini tempat pertama kali Danu dan Putri berkenalan, bercengkrama sampai akhirnya pun menjalin ikatan. Dan mungkin tempat ini bisa dijadikan saksi bisu cinta mereka.

Namun sekarang semua ini cuma kenangan, Putri pun udah meninggalkan negeri ini, setelah lulus dia lebih memilih tinggal di luar negri untuk kuliah disana. Tepatnya di Australia. Kebetulan, Kinan dan Danu pun putus sudah lumayan lama, karna faktor Danu yang mulai berubah.

***
Hari demi hari terlewati, tak ada kabarpun dari sahabatnya di indonesia. Saat itu Putri iseng-iseng buka laptop. Dia kaget, bengong, serta bahagia Putri menerima email masuk dari Sarah, pesan tersebut berupa:
"Put, gimana kabar lo disana? baik kan? gue kangen tau hehe. Oiya, ada yang mau gue omongin sama lo, ini mengenai Danu put. Jujur, dia masih sayang sama lo. Dia pacaran sama Kinan bukan atas dasar cinta, cuma mau belajar ngebuka hati nya aja, tapi semua itu percuma put. Dia sayang nya cuma sama lo. Waktu itu dia pernah bilang sama gue. Percaya put sama gue, lo tinggal disana bukan semata-mata mau menghindar dari Danu kan, put? Please balik lagi. Gue, Danu kangen sama lo." Ucap Sarah.

Putri masih bingung, dia bimbang. Apakah pulang atau tetap tinggal. Dan Putri akhirnya mengambil keputusan, bagaimana kalau dia pulang buat menemui sahabat serta mantan nya, setelah itu dia balik lagi ke Australia untuk meneruskan kuliah nya.

***

Hari yang di nanti pun tiba, setelah tiga hari penerbangan akhir nya Putri pun sampai di tanah air. Saat itu pukul 16.45 WIB. Danu pun sengaja menjemput Putri di bandara, karna sebelumnya Danu dan Sarah sudah kong kali kong atas semua ini.

"Loh, kok kamu disini Dan?" Ucap Putri.

"Sengaja kok. Mau jemput kamu" Ucap Danu.

"Udah lama banget ya kita gak ngomong kaya gini" Ucap Putri dengan senyuman.

"Iya, udah lama banget ya" Ucap Danu.

Mereka pun terbawa suasana, Putri pun berbicara ditelinga mungil nya Danu; "Dan, maafin kesalahan aku waktu dulu ya, maafin aku kalo sifat aku kaya anak kecil, aku sayang kamu." Danu pun berbicara; "Aku juga sayang banget sama kamu, kamu gak perlu minta maaf, karna cinta yaitu proses pembelajaran. Kalo kamu salah gausah minta maaf, asal kamu introfeksi dan berusaha untuk gak mengulangi kesalahan tersebut"

"Tapi ini gak akan bertahan lama Dan, cepat atau lambat pasti aku balik lagi ke Aus. Kuliah lagi disana, jujur aja aku berat ninggalin kamu. Aku gamau kita jauhan kaya gini, tapi entahlah. Tuhan berkata lain" Ucap putri.

"Aku paham, kamu berdoa aja sama tuhan. Berdoa yang baik-baik. Itu bukan karna suatu keharusan. Cuma, apa yang menurut dia baik udah pasti baik buat kita. Jaga perasaan aku disana ya" Ucap Danu sambil merangkul putri.

***

Satu minggu berlalu, semua pun berjalan dengan baik. Seperti hubungan mereka yang semakin baik. Tiba saat nya untuk perpisahan. Karna disetiap pertemuan pasti akan selalu ada perpisahan. Itu berarti mereka harus terpisahkan oleh jarak. Dimana dia harus belajar saling mempercayai walau raga berjauhan. Menjaga hati walau tak saling bertatapan. Mendoakan satu sama lain.

Putri pun mulai mendekatkan mulut nya mengarah ke telinga Danu. Dia berkata: "Dan, Baik-baik ya. Jaga perasaan aku. Gausah takut dengan jarak. Jarak itu guru buat kita, dia mengajarkan banyak hal. Mulai dari kepercayaan dan masih banyak lagi. Jangan pernah lupain kenangan kita, jangan pernah lupain kisah manis kita. Jujur, kalo kamu nanya aku takut atau engga bila ninggalin kamu, ya jawaban nya satu, aku udah pasti takut. Aku takut kamu berpaling dari aku lagi. Dan, aku sayang kamu. Love you:*

Danu pun menjawab: "Tenang aja, maling gak akan masuk kalo pintu rumah dikunci, jadi masing-masing dari kita gak perlu takut. Kita kunci hati kita rapat-rapat biar gak ada orang lain yang masuk, aku juga sayang sama kamu, hati-hati disana yaa:*

TAMAT


Salam Penulis: @rizkkyf :)

Categories:

Novel "Cinta Datang Untuk Pergi"

Cinta datang untuk pergi

Seperti biasa, bel sekolah berbunyi pada pukul 06.15 WIB, pertanda waktu sudah memaksa untuk memasuki ruang kelas yang ramai di padati teman seperjuangan. Waktu itu aku duduk di bangku SMA kelas 3. Dan guru mulai mengabsen daftar murid yang hadir, kebetulan ada satu siswi yang tidak masuk tanpa keterangan.

"Hmmm..." Seorang cowok berkulit putih terlihat seperti gelisah.

"Hey, lo kenapa sih? kok gelisah gitu" Tanya seorang cowok berambut klimis dengan rasa ingin tahu.

"Eehh..eng..gaa, kok" Gugup. "Lo tau gak kemana si Shilla? kok bangku nya kosong ya?" Penuh rasa ingin tahu.

"Loh, gue juga gak tau rey" Jawab si andre kepada rey. "Tapi kemarin dia sempat pucat gitu, mungkin dia sakit" Nada sok tau.

Memang sudah lama Rey memendam rasa pada Shilla, Sempat dulu Shilla menolak cinta Rey. Dan sifat shilla yang selalu jutek terhadap Rey yang menjadikan kepercayaan diri Rey mulai memudar. namun belakangan ini benih cinta bukan memudar melainkan yang dulu biasa saja berubah menjadi sangat besar cintanya terhadap Shilla. Andre pun sudah mengetahuinya karna kebetulan mereka bersahabat (Rey & Andre)

"Hah sakit?" "Apa bener ya?" Penuh rasa khawatir. "Gimana kalo sepulang sekolah kita kerumah nya" Ujar Rey.

"Okedeh rey" Ujar Andre setuju.

***

Tiba saatnya dimana bel pulang sekolah dibunyikan, sebagian murid keluar dari ruang kelas. Dan hanya tersisa sebagian murid yang melaksanakan piket.

Dan pada waktu yang sudah di sepakati Rey & Andre. Akhirnya mereka pun berniat kerumah Shilla untuk memastikan keadaan Shilla baik-baik saja. Berhubung jarak sekolah ke rumah Shilla itu cukup dekat, maka mereka putuskan untuk berjalan kaki.

"Tok...tok...tok" Pintu diketuk secara bersamaan oleh Rey & Andre.

Pintu terbuka. "Siapa ya?" Terlihat seorang wanita setengah baya yang kebetulan ibu nya Shilla.

"Saya Rey bu" Rey memperkenalkan diri. "Dan ini teman saya, Andre" Ujar rey sopan.

"Oiya bu, Shilla nya ada?" Ujar rey sopan.

"Oh nyari shilla?" "Shilla nya ada tuh dikamar, sebentar ibu panggilkan" Bergegas jalan ke kamar shilla.

Shilla pun keluar dengan wajah pucat, dan Rey pun terkejut karna ada seorang cowok berkumis tipis berpostur tinggi besar mengikuti Shilla dibelakang dengan akrab. Rey pun mulai memikirkan yang tidak-tidak.

"Hmm..Dia itu siapa yaa?" Tanya Rey dalam hati ditambah rasa cemburu. "Tadi kenapa lo gak masuk sekolah, Shill? sakit?" Ujar Rey ingin tahu.

"Gue gak apa-apa kok, cuma kurang istirahat aja" Ucap Shilla dengan suara pelan. "Oiya, Rey..Ndre kenalin nih saudara gue. Nama nya Tito" Shilla mengenalkan cowok berkumis tipis tadi.

"Oh cuma saudara..Hufft bagus deh hehe" Ucap Rey dalam hati sambil berjabat tangan dengan Tito.

"Iya, gue Andre. Salam kenal :)" Andre berjabat tangan dengan Tito.

"Kalau gitu lo istirahat dirumah dulu ya, jangan terlalu capek" Ujar Rey terhadap Shilla.

Setelah berbincang lumayan lama, akhirnya Andre & Rey pun pamit kepada Shilla & Ibu nya. Kebetulan ayah Shilla sedang tidak ada di rumah, beliau ada tugas di luar negri. Tepatnya di New York, Amerika Serikat. Biasa masalah kerjaan.

***


Malam tiba, dingin malam menghampiri, gelap malam seakan menemani. Sambil melihat foto (Shilla) dan telinga seakan ada yang berbisik. Rey kangen sama Shilla, akhirnya di kumpulkan niat dan memberanikan diri untuk menghubungi Shilla.

Tut..tut..tut handphone Shilla berbunyi namun gak ada seorang pun yang mengangkat telfon dari Rey.

"Shill, angkat dong please" Rey berharap.

Dan diulanginya berkali-kali oleh Rey untuk menelfon Shilla, dan pada akhirnya telfon nya pun di angkat.

"Iya Rey kenapa?, maaf baru diangkat. Kepala gue pusing, badan gue dingin Rey" Bibir Shilla gemeteran.

Rey pun khawatir serta terkejut mendengar perkataan Shilla, di ambillah jaket dan kunci motor segera berangkat kerumah Shilla.

Sesampainya dirumah Shilla, Rey melihat Shilla dengan keadaan pingsan. Keadaan rumah sepi. Entah kemana ibu nya. Di ambilnya minyak kayu putih yang kebetulan terlihat oleh Rey di kotak obat milik Shilla. 15 menit berlalu, Shilla pun akhirnya siuman. Shilla berterima kasih pada Rey yang datang menolongnya.

"Ini beneran Shilla bilang Terimakasih sama gue?, gak nyangka dulu kan dia cuek banget sama gue" Rey Kaget serta kegirangan.

***

Seiring berjalan nya sang waktu, Shilla & Rey mulai dekat. Mulai dekat dan tambah dekat. Namun disatu sisi Rey mulai curiga dengan Shilla yang akhir-akhir ini gampang sakit. Yang tiba-tiba gejala pusing menyerang kepala nya.

Ketika disekolah pun Shilla mulai gak masuk lagi, Aku bingung. Apa yang sebenarnya terjadi? Aku berniat untuk kerumah Shilla ingin mengetahui info lebih jelasnya. Ketika sampai rumah Shilla, kutemui cuma ada ibunya Shilla saja.

"Misi..oiya bu, Shilla nya ada?" Tanya Rey kepada ibu nya Shilla.

"Oh, kamu Rey, Shilla nya lagi ada dirumah nenek nya. Kamu ada perlu apa?" Ujar ibu Shilla.

"Enggak bu, saya cuma mau tanya. Kok belakangan ini Shilla mulai aneh ya?" Rey kepo.

"Hmm..Aa..ne..h Kee..naap..a" Ibu Shilla gugup.

"Iya Shilla belakangan ini gampang banget sakit bu" Rey makin kepo

Seperti ada yang disembunyikan oleh ibu nya Shilla, setiap ku tanyakan tentang Shilla. Dia selalu gugup. Entah apa yang disembunyikan. Aku cuma bisa diam.

***

Keadaan Shilla mulai membaik, namun dia semakin aneh. Ketika rasa mulai dipersatukan kenapa dia malah menjauh. Aku semakin bingung.

Yang aku kecewa, dia menjauh ketika usia ku dikit lagi 17 tahun (Sweet seventeen). Siapa yang gak pengen punya kado terindah di umur 17, hampir setiap orang ingin merasakan nya. Apalagi dari orang yang disayang. Iya, yaitu Shilla.

"Ini pasti ada yang disembunyin, Shilla baik. Kenapa dia tiba-tiba cuek? apa dia tau kalo aku suka sama dia maka nya dia menghindar?" Rey resah.

Setelah berapa hari gak main kerumah Shilla, akhirnya rey berniat kerumah Shilla. Sesampainya disana ternyata cuma ada ibu nya lagi. Besok hari ulang tahun ku dan sampai saat ini aku belum tau kabar Shilla.

"Bu, tolong ibu jujur. Shilla dimana? Shilla kenapa?" Rey bicara sambil meneteskan air mata.

"Rey, sebenernya Shilla sakit parah. dia mengidap tumor ganas dibagian kepala nya. Maaf ibu baru cerita" Ibu Shilla terus terang.

"Dan soal Shilla yang gak masuk sekolah dia bukan kerumah nenek, tapi periksa kesehatan ke dokter spesialis tumor" Ibu Shilla terus terang.

Dan jantung mulai berdegup kencang, seakan tak percaya kalo orang yang disayang sakit parah. Mengalami sakit yang begitu besar yang mungkin gak bisa dipikulnya sendirian.

"Tuhan, apakah ini kado terbesar dalam hidupku? Apakah ini sebuah pukulan?" Rey menahan sakit.

***

Hari ulang tahun ku pun tiba, semua sahabat, keluarga, serta diriku ikut senang bercengkrama dalam pesta ini. Tapi tak ku lihat batang hidung Shilla. Iya, dia orang yang ku sayangi. Aku gak butuh ucapan selamat dari yang lain. Di pikiran ku hanya Shilla, Shilla dan Shilla.

"Rey, Lo kok murung aja? kenapa?" Andre ingin tahu.

"Shilla, ndre. Shilla mana yak? Apa dia lupa sama ultah gue?" Rey kecewa.

"Gimana kalo sesudah pesta ini selesai kita kerumah Shilla!!" Andre memberi saran.

Kaki belum lima kali melangkah datanglah seorang wanita dan lelaki setengah baya. Iya, itu ibunya Shilla.Namun aku tidak mengenali laki-laki tersebut. Dan ternyata itu adalah ayah shilla yang baru pulang bertugas diluar negri. Dia datang dengan keadaan bisa dibilang sedang sedih, dengan kotak di tangan nya ia memberikan sesuatu kepadaku. Dan memberi kabar kalo Shilla sudah tiada.

Aku terkejut, tak sadarkan diri air mata menetes dengan sendirinya. Kemudian aku buka kotak pemberian ortu shilla tersebut. Dan disitu terdapat sebuah surat berisikan tentang curahan isi hati aku dulu yang aku tuliskan buat shilla. Dan sebelum kepergian shilla, dia sempat membalas suratku. Tepat di belakang surat yang pernah aku kirim untuknya.

Yang bertuliskan: "Aku cuek, aku jutek, aku mengabaikan rasa kamu tuh hanya karna satu alasan. Gamau bikin kamu susah, gamau bikin kamu malu karna punya pacar yang penyakitan. Jujur, Aku sayang sama kamu. Love you.. Happy birthday sayang :*


TAMAT


Salam Penulis: @rizkkyf :)

Categories:

Novel "Kebahagiaan Sesungguhnya"

Kebahagiaan sesungguhnya

Di dalam kamar yang di penuhi oleh coretan terdengar merdunya alunan gitar. Ditambah dingin nya udara menyelimuti malam. Aku terbawa suasana ketika seseorang lelaki berambut ikal memainkan gitar. Dia sahabatku, dan ku lihat ada air seukuran biji jagung yang menetes mengarah pipi lembut nya.

"Bem, lo kenapa?" Ujar ku.

"Hmm.. lo inget sama Yasmin gak?" Ujar Bembi.

"Oh iya, udah 4 tahun dia ninggalin kita." Ujar ku.

"Gimana ya kabar dia sekarang?" Ujar Bembi.

Yasmin, gadis lugu bermata sayu dengan kaca mata yang membuat nya terlihat sederhana. Iya, itu sahabat kami.. sudah 4 tahun dia meninggalkan kami semenjak lulus SD. Karna faktor orang tua nya yang memiliki usaha di bangkok dan terpaksa Yasmin sekolah dan tinggal disana.

"Andai aja masih ada Yasmin ya bem. Mungkin kita gak akan sepi kaya gini" Ujar ku sedikit sedih.

"Yaudahlah, mungkin suatu saat dia akan balik lagi ke jakarta. Main sama kita lagi" Ujar Bembi menyemangati.

"Hehe, yaudahlah.. kalo gitu gue pulang dulu yaa, udah malem, besok sekolah." Ujar ku.

"Okesip, hati-hati di jalan yaa.. besok gue samper kerumah lo buat berangkat sekolah bareng." Ujar Bembi

***

Tiba saatnya ketika sang fajar mulai menjelang, suara ayam jantan pun mulai beradu dan suara adzan shubuh masih di telinga. Aku bergegas mandi dan menyiapkan pakaian untuk berangkat ke sekolah.

Jam menunjukan pukul 5.45 Wib. Aku sudah selesai mandi dan memakai seragam, sekalian iseng-iseng menunggu kedatangan bembi aku pun membuka buku untuk belajar.

Tak terasa waktu berjalan begitu cepat menunjukan pukul 6.30 Wib. Terdengar suara ketukan dari pintu depan.

Tok..tok..tok

"Misi.. Rizky, Rizky" Bembi memanggil.

Terdengar sebuah panggilan, rupa nya Bembi sudah datang. "Lama banget bro, sampe lumutan gini gue nungguin." Ujar ku sedikit kesal.

"Sorry..sorry, yuk berangkat" Ujar Bembi.

Ketika sudah setengah jalan menuju sekolah tiba-tiba aku punya firasat buruk. Ternyata sepeda motor yang ku tunggangi itu ban nya bocor. Dan kebetulan sepeda motor itu milik Bembi.

"Duh ki, gimana ini? dikit lagi bel sekolah bunyi. Jam pertama kan pelajaran bu Yuli, lo tau sendiri kan dia galaknya minta ampun kalo sampe ada yang telat." Bembi kebingungan.

"Hmm, gini aja.. motor kita titip di warung, trus kita naik ojeg, sepulang sekolah kita ambil motor lo. Gimana?" Ujar ku dengan ide cemerlang.

Gak diduga, seorang perempuan berambut sebahu turun dari dalam mobil berwarna putih. Dia Amel, teman satu sekolahan ku.

"Motor nya kenapa ki, bem?" Amel bertanya.

"Ban nya bocor nih mel." Ujar Bembi.

"Rencana nya sih kita mau naik ojeg buat kesekolah." Ujar ku.

"Kalo gitu, naik mobil aku aja. Kita berangkat bareng." Amel memberi tumpangan.

"Wah ide bagus tuh" Ujar Bembi penuh semangat.

"Gausah mel, makasih. Kita naik ojeg aja." Ujar ku singkat.

Bembi pun berbisik di telinga ku. "Ki, ko lo tolak sih?" Ujar Bembi sedikit kesal.

"Kalo lo mau, lo sendirian aja biar gue naik ojeg" Ujar ku.

"Kok ditolak ki, aku bermaksud baik loh" Ujar Amel kecewa.

"Gak kok mel, gak apa-apa" Ujar ku.

Aku sengaja cuekin Amel, dulu Amel sering beri aku surat, dengan kata-kata indah di dalam nya. Di satu sisi aku ingat sahabat ku. Bembi jatuh cinta sama Amel sejak pertama masuk sekolah menengah kejuruan. Aku mau jaga perasaan nya, aku gak mau dia terluka.

Waktu menunjukan pukul 7.00 Wib, dan kami mulai memasuki gerbang sekolah dengan keadaan terlambat. Saat itu kami baru duduk di bangku kelas 1 SMK. Kebetulan seminggu lagi ujian kenaikan kelas.

"Ki, gimana ini? kita musti jawab apa sama bu Yuli?" Bembi panik.

"Yaudah tenang aja, kita tinggal bilang jujur. Selebihnya terserah dia" Ujar ku tenang.

Aku dan Bembi pun memasuki ruangan.

"Darimana saja kalian jam segini baru sampai?" Ujar bu Yuli sedikit membentak.

"A..a..nu bu, macet bu" Ujar Bembi berbohong.

"Kamu itu gimana sih? Yaa nama nya jakarta pasti macet. Maka nya datang lebih awal" Ujar bu Yuli marah.

"Kami baru dapet musibah bu, ban motor Bembi bocor, kami kesini naik ojeg. Kami siap kok bu kalo harus menerima hukuman." Ujar ku.

"Betul yang kamu katakan, ki?" Bu Yuli bertanya. "Kalo benar begitu silakan kalian duduk." Bu Yuli memaafkan"

"Terimakasih bu." Ujar aku dan Bembi.

***

Hingga pada saat nya tiba, ujian kenaikan kelas pun sudah dilaksanakan. Sisanya tinggal aku berdoa untuk kenaikan level ku yang lebih tinggi.

2 minggu pun berlalu, sekarang tepat dimana pengambilan rapot dilaksanakan, semua siswa/siswi berkumpul di ruang yang sudah di tentukan.

"Menurut lo? kita naik kelas gak ki?" Ujar Bembi.

"Naik dong.. liat aja nanti, hehe" Ujar ku.

Rapot pun dibagikan, aku buka rapot itu secara bersamaan dengan Bembi. Disitu tertulis bahwa kami naik kelas. Walau pun nilainya gak bagus-bagus amat.

"Tuh kan, apa gue bilang. Kita pasti naik kan.. hehe" Ujar ku.

"Alhamdulillah yah :)" Ujar Bembi.

"Tunggu deh, gue keingetan sama Yasmin. Dia kan seumuran sama kita, pasti dia juga lagi kenaikan kelas disana. Gue jadi kangen" Ujar ku.

"Iya gue juga, berdoa aja deh biar dia cepet balik kesini. Aamiin" Ujar Bembi.

"Aamiin" Ujar ku.

Seiring berjalan nya sang waktu, aku pun berada di kelas 2 SMK dan pada saat itu ada anak pindahan, dia perempuan, rambutnya panjang dan dia cantik. Dia sekelas dengan Amel, kelas mereka tepat di lantai atas, di atas kelas aku dan Bembi.

***

Tepat di pagi hari, di libur sekolah. Burung berkicau ria di taman. Ku lihat ada seseorang yang gak asing bagiku. Dia Naura, murid pindahan yang ku bilang cantik tadi. Ku hampiri dia dan duduk di samping nya.

"Hey sendirian aja." Ujar ku.

"Hmm.. iya nih." Ujar Naura "Kamu ngapain disini?" Naura bertanya.

"Gue abis jalan-jalan pagi aja nih, nyari udara segar mumpung libur. Hehe" Ujar ku sambil tertawa. "Kamu ngapain disini?" Aku bertanya.

"Aku bete dirumah, aku lagi nyari suasana baru aja disini" Ujar Naura sambil senyum kecil.

"Oiya, nanti siang temenin aku jalan-jalan yuk" Ujar Naura.

"Wah kebetulan, nanti siang ikut aku aja" Ujar ku.

"Kemana? yaudah deh." Ujar naura mengiyakan ajakan ku.

Siang hari pun tiba, aku membawa naura ke suatu tempat, tempat yang indah, terdapat banyak tumbuhan yang kebetulan aku yang merawat nya.

Disana aku melihat Bembi dan Amel asik berduaan. Terlihat akrab sekali.

"Hey kalian disini juga?" Ujar ku berbicara pada Bembi dan Amel.

"Cieeee...." Ujar Naura meledek.

"Apasih kalian?" Ujar Amel tersipu malu.

"Iya, apaan sih kalian." Ujar Bembi.

"Dilihat dari gerak-gerik Amel, kaya nya si amel mulai ada rasa sama Bembi. Wah keren juga tuh si bembi, pake mantra apaan ya dia?" Ujar ku dalam hati.

"Oiya ki, kamu ngapain ngajak aku kesini?" Ujar Naura.

"Mau siram tanaman. Kalo siang begini aku sering siram tanaman disini. Gatau kenapa, suka aja gitu sama makhluk hidup." Ujar ku.

"Tapi, kenapa tumbuhan?" Naura bertanya.

"Tumbuhan itu unik, dia juga rapuh. Dia itu ibarat hati. Jika hati itu dipupuki oleh rasa sayang, kepercayaan, dan kasih sayang yang tulus maka dia akan tumbuh. Namun sebalik nya, jika tumbuhan gak di pupuki oleh rasa sayang, kepercayaan, dan kasih sayang yang tulus maka dia akan mati. Begitu juga hati" Ujar ku sambil tersenyum.

"Tunggu deh, kamu kok ngingetin aku sama seseorang yah?" Ujar Naura.

"Sama siapa?" Ujar ku dengan rasa ingin tahu.

"Ehh, gajadi deh. hehe" Ujar Naura sambil tertawa. "Kita makan yuk, aku laper" Ujar Naura mengalihkan pembicaraan.

"Hmm.. ide bagus tuh, yaudah sekalian ajak Bembi sama Amel aja" Ujar ku.

"Bem, mel.. makan yuk" Ujar Naura.

"Kalian duluan aja, aku masih pengen disini sama Bembi" Ujar Amel.

"Oh yaudah kalo gitu kita duluan yaa" Ujar ku.

"Iya, hati-hati ya" Ujar Bembi dan Amel.

***

Malam pun tiba, ditemani kesunyian dibawah kelam nya malam. Tiba-tiba ku teringat dengan Naura, ku teringat dengan senyuman manis nya. Yang sekilas mirip dengan Yasmin. Sahabat sekaligus pacar ku dulu.

Tuhan, kau ciptakan aku dengan seonggok daging dan segumpal darah dengan nyawa kau hadirkan cinta. Cinta yang bisa membuat semua orang menjadi gila. Ini yang sedang aku alami tuhan, ini yang sedang aku rasakan. Aku tak mau menahan deras nya air mata yang keluar dari kelopak mata menuju pipi lembut ku. Biarkan rasa ini tetap bertahan, tuhan. Aku mencinta nya, dimana dia sekarang tuhan? Kapan dia balik kesini? rindu ini sulit diutarakan, sampaikan salam ku untuk nya tuhan, iya kepada nya. Orang yang aku sayangi. Dia Yasmin.

Aku bingung tuhan, kenapa kau pertemukan aku dengan seseorang yang mirip sekali dengan Yasmin, Naura nama nya. Sedikit demi sedikit rasa ini mulai tumbuh dengan kehadiran nya, namun di satu sisi aku mau menjaga perasaan Yasmin. Sesuai dengan janjiku dulu pada nya. Aku gak mau menyakitinya.

Entah apa yang membuatku ingin menghubungi Naura, aku ambil handphone dan mulai menelfon Naura.

Tut..tut..tut

"Hallo, siapa nih?" Ujar Naura.

"Aku Rizki, ra." Ujar ku.

Kebetulan saat di tempat makan tadi aku sempat meminta nomer telfon Naura.

"Oh iya, kenapa ki?" Naura bertanya.

"Hmm.. gini ra, besok malem mau ikut aku gak?" Ujar ku.

"Kemana?" Ujar Naura.

"Ke taman aja, ada yang mau aku omongin." Ujar ku.

"Yaudah besok aku tunggu di taman ya" Ujar Naura.

Aku sengaja ajak Naura ke taman, aku mau mastiin kalo dia Yasmin apa bukan.

***

Terdengar suara gerucukan air ditaman, ditambah indahnya lampu taman dan asrinya pepohonan. Saat itu pukul 20.02 Wib. Kulihat ada seorang perempuan berambut panjang dengan baju merah muda duduk di bangku yang sedikit bekarat. Dia Naura, dia terlihat cantik malam itu.

"Udah lama ra? Sorry telat" Ujar ku dengan rasa bersalah.

"Enggak kok. Baru satu jam yang lalu" Ujar Naura.

"Hah? yang bener? serius?" Ujar ku makin ngerasa bersalah.

"Hehe, enggak kok bercanda" Ujar Naura sambil tertawa.

"Ohhh.. duh kamu becanda aja" Ujar ku.

"Ki, aku mau cerita." Ujar Naura.

"Cerita apa?" Ujar ku.

"Keluarga aku bertengkar terus, aku muak. Aku lebih nyaman disini, sama kamu." Ujar Naura sedikit menangis.

"Udah dong kamu jangan nangis, usap air mata nya, bahu aku cukup kuat kok buat dijadikan tempat bersandar" Ujar ku sambil menarik hidung mancung nya. "Udah ya jangan nangis lagi"

"Ki, kamu semakin ngingetin aku sama seseorang. Dia pacar aku, dia tinggal di bogor. Dia mirip banget sama kamu, dia sering banget nenangin aku ketika aku ada masalah. Setelah itu dia tarik hidung aku sambil bilang kamu jangan nangis lagi ya" Ujar Naura menangis.

"Hah? Bogor itu kan kampung halaman ku. Jangan..jangan.." Ujar ku dalam hati.

Naura penasaran. "Ki arti cinta menurut kamu apa sih?" Naura memancing.

"Cinta itu putih, cinta itu bersih. Namun.. cinta itu bisa berubah menjadi kusam, ketika cinta itu gak dirawat, gak di pupuki oleh rasa perhatian, kepercayaan, dan kasih sayang yang tulus dari seseorang yang memiliki cinta." Ujar ku.

Bembi pun tiba-tiba datang dari arah jam 6 tepatnya dibelakang kami, dia bersama Amel. "Cinta itu menjaga, menjaga dia seutuhnya, menjaga suatu perasaan, menjaga hati, menjaga perbuatan yang tidak diinginkan dalam hubungan. Perkelahian contohnya" Ujar Bembi menyambar.

"Cinta itu mendengarkan, ketika dia resah, ketika gundah, ketika suatu masalah datang menghampiri, dan cinta itu saling mengerti, karna cinta akan jauh lebih indah ketika keduanya saling mengerti satu sama lain" Ujar Naura mengingat masa kecil nya dulu bersama Aku dan Bembi.

Aku dan Bembi kaget melihat Naura berkata sepeti itu, itu persis dengan kata-kata Yasmin yang sering diucapkan nya dulu.

"Ka..ka..mu, kamu Naura Yasmin Zarantina bukan?" Ujar ku gugup serta penasaran.

"Apa bener ini Yasmin? Yasmin yang dulu lugu, pakai kacamata, rambut di kepang dua dan sekarang berubah jadi cantik kaya gini?" Bembi kaget dan gak percaya.

"Iya, Aku Yasmin, Kamu Rizki Fadillah kan? Dan kamu Bembi prasetyo kan? Aku kangen kalian" Yasmin menangis dan spontan memeluk aku dan Bembi.

Ternyata bener yang kuduga, seorang perempuan cantik berambut panjang dengan hidung mancung itu ternyata Yasmin. Naura Yasmin Zarantina. Pacar ku kembali, aku sangat senang.

"Kalian saling kenal?" Ujar Amel.

"Iya, kami itu sahabat. Aku pergi ke bangkok ikut orang tua ku. Aku tinggal dan sekolah disana." Ujar Yasmin.

Akupun bernostalgia malam itu. Bercengkrama di suatu malam dipayungi dengan lampu taman dan gerucukan air di taman yang memberi kesan lebih tenang.

***

Aku bingung, tadi di gerbang sekolah aku melihat Yasmin terlihat murung. Seperti ada beban dalam dirinya. Kenapa dia? Apa mungkin dia gak suka bertemu sahabat lama nya? Kenapa, tuhan?

Bel istirahat di bunyikan, tepat pukul 9.45 Wib. Aku bergegas menghampiri Yasmin ke kelas nya.

"Yas kamu kenapa? murung gitu, cerita dong" Ujar ku.

"hehe gak apa-apa kok ki" Ujar Yasmin dengan senyum palsu nya.

"Oh jadi aku gak boleh tau? aku pacar kamu, aku sahabat kamu, dan aku gak boleh tau masalah kamu. Gitu?" Ujar ku kesal.

Yasmin spontan memeluk ku dan menangis. "Ibu ku meninggalkan surat ki, dia pergi ninggalin aku dan papah" Ujar Yasmin sambil menangis.

"Gak mungkin seseorang pergi tanpa alasan, sini surat nya aku mau lihat" Ujar ku penasaran.

Surat itu berisi tentang: "Yas, maafin mama. Mama pergi, mama gak kuat atas perlakuan papah kamu, mama ninggalin kalian karna kesalahan papah kamu. Mama capek berantem terus, usaha papah disana udah bangkrut, sekarang kita tinggal di kontrakan, papah juga sakit-sakitan karna ulah nya sendiri. Dia ngerokok, minum-minuman keras. Main judi, main perempuan, batin mama teriris yas. Mama cari uang buat kamu, karna gak mungkin kamu terus-terusan pakai sisa harta papah kamu. Suatu saat nanti itu akan habis, ditambah buat  biaya rumah sakit papah kamu. Mamah pergi yas, Wassalam.

Tanpa sadar bulir-bulir air keluar dari kelopak mata ku, dan ku lihat wajah Yasmin yang penuh beban. Mungkin juga aku akan nangis kalo berada di posisi dia. Oh jadi alasan Yasmin pulang itu karna ini. Tapi yang aku salut dia mencoba tetap tegar.

Bel isitirah pun usai, kini para siswa/siswi memasuki ke kelas masing-masing.

"Yas, aku kembali ke kelas ya, kamu jangan nangis lagi, ada aku disini, aku akan temenin kamu, kita rawat papah kamu bareng-bareng" Ujar ku sambil menarik hidung nya.

"Aduh sakit, iya makasih ya ki. Aku sayang kamu" Ujar Yasmin.

Akupun sampai dikelas dengan keadaan wajah tertunduk dan murung.

 

"Ki, lo kemana aja? gue tungguin juga tadi" Ujar bembi.

"Gue dari kelasnya Yasmin, Bem." Ujar ku.

"Oh tapi kok lo murung gitu sih?" Ujar Bembi.

"Gak apa-apa kok. Lo juga tuh, lo aja murung gitu" Ujar ku.

"Gue putus sama Amel" Ujar Bembi penuh kekecewaan.

"Hah? lo kapan jadian? Kok gak cerita?" Ujar ku kesal.

"Yaudahlah percuma juga, udah putus" Ujar Bembi sedih.

***

Bel sekolah pun berbunyi, seluruh siswa/siswi meninggalkan kelas. Aku berencana ingin mengantar Yasmin pulang. Namun, aku cari dari kantin sampai gerbang gak ada Yasmin.
Kemudian datanglah teman nya Yasmin membawa kabar buruk.

"Ki, tadi seusai bel istirahat sekolah Yasmin izin sama guru. Dia ingin pulang, gaenak badan kata nya. Nah itu dia, saat di perjalanan, sepeda motor yang di tunggangi nya oleng dan menabrak mini truck. Kaya nya sih ada benturan keras gitu dibagian kepala nya, sekarang dia ada dirumah sakit harum ruang teratai lantai dua." Ujar teman Yasmin.

Akupun kaget serta kebingungan... Tuhan...apalagi ini? Kenapa semua ini terjadi? Cukup tuhan, hentikan semua ini.

"Oh yaudah, terimakasih yah" Ujar ku.

"Iya, sama-sama" Ujar teman Yasmin yang berambut panjang dan cantik itu.

Aku pun langsung berangkat kerumah sakit, dan bembi ku suruh untuk kerumah Yasmin untuk memberi obat dan merawat Papah nya Yasmin sekalian memberi kabar bahwa Yasmin kecelakaan.

Sesampainya dirumah sakit pukul 13.43 Wib. Aku berlari menuju lantai dua ruang teratai. Ku masuki ruang tersebut, tergolek sosok perempuan yang sudah dibaluti perban di kepala nya. Iya, dia Yasmin.

Akibat benturan yang keras dibagian kepala, Yasmin mengalami kerusakan pada otak nya. Hilangnya fungsi otot yang menyebabkan hilangnya perasaan atau hilangnya mobilitas di wilayah yang terpengaruh. Besar kemungkinan bahwa Yasmin akan mengalami kelumpuhan.

"Yas kamu bangun dong, ayo kita main kaya dulu lagi, kita jalan-jalan." Ujar ku.

"Oiya, inget gak? sebelum kamu pergi, kamu pernah bilang kalo nanti kita ketemu lagi, kita bakal ketemu di tempat yang sama. Di danau. Di danau tempat biasa kita main." Ujar ku sambil menangis.

"Kamu kok gak jawab, kamu kok diem aja" Aku tak kuasa menahan air mata.

Air mata mengalir deras, tangis ini tak bisa ditahan, orang yang sangat disayangi hanya bisa terdiam dan berbaring tak berdaya. Kata dan doa terlantun untuk diri nya. Tuhan, kalo boleh beri dia kesempatan untuk hidup walau ganjaran nya harus lumpuh. Aku siap menjaga nya, aku siap merawat nya, tolong dengar pinta ku tuhan :(" Ujar ku sambil meneteskan air mata yang begitu derasnya.

Mata Yasmin terbuka, mulut Yasmin mengucap, tak banyak yang diucap, dia sesekali menyebut papah. Entah apa yang aku rasakan atau senang melihat Yasmin terbangun atau sedih melihat Yasmin terbaring tak berdaya. Entahlah..

"Pah..pah.. aku dimana?" Ujar Yasmin bingung.

"Yas, kamu udah bangun?" Ujar ku.

"Aku dimana ki, kepala aku sakit banget." Ujar Yasmin.

"Ki, kok tangan aku gak bisa digerakin? kaki ku juga." Yasmin pun menjerit dan menangis.

Hal yang ku takutkan pun terjadi, air mata pun turun begitu derasnya. Hati terasa tersayat pedang tajam melihat seseorang yang disayang lemah tak berdaya.

Terdengar suara langkah kaki dengan tergesa-gesa. Bembi membawa kabar. Papahnya Yasmin meninggal.

***

Seminggu kemudian.

"Udah kamu gausah sedih lagi, kan ada aku disini. Papah kamu juga udah tenang kok di alam sana" Ujar ku menyemangati.

"Kamu disini aja ya, temenin aku." Ujar Yasmin yang duduk di kursi roda.

"Oiya nanti kamu ikut aku ya, kita ke danau tempat kita main dulu." Ujar ku.

"Terserah kamu aja ki." Ujar Yasmin tersenyum kecil.

***

Sampai pada waktunya, aku dan Yasmin tiba di danau. Tempat kami bermain dulu. Bunga bermekaran dan hewan-hewan tertawa riang menyambut kedatangan kami.

"Tempat ini gak berubah ya, sama kaya dulu" Ujar Yasmin.

"Iya, tempat ini gak berubah, tetap indah seperti dulu." Ujar ku.

"Ki aku mau ngomong." Ujar Yasmin.

"Apa?" Ujar ku.

"Kaya nya kebahagiaan kamu bukan aku deh, kamu bisa kok nyari yang lebih baik dari aku. Aku ikhlas." Ujar Yasmin dengan menangis di kursi roda nya.

"Kenapa? kamu minder dengan keadaan kamu yang sekarang? Emang dengan keadaan kamu yang kaya gini, kenapa? kamu fikir aku akan pergi ninggalin kamu? Aku tetap mau jagain kamu, sampai kamu sembuh, sampai kamu bisa jalan bersama aku lagi, kita lewat semuanya bersama." Ujar ku dengan sedikit menangis.

"Ki makasih banget yaa, aku sayang kamu" Ujar Yasmin sambil menangis dibalik senyuman nya.

"Aku juga sayang sama kamu, kamu jangan pernah tinggalin aku ya" Ujar ku sambil mengecup kening nya.

Yasmin menyuruh ku untuk menunduk, dia berbisik di telinga ku. Dan dia berkata:
Ki, kalo nanti aku pergi. Jangan pernah kamu lupain kenangan kita yah... di danau ini, di kursi roda ini semua kenangan terukir disini. Aku akan coba berjalan walau tertatih, aku akan coba berdiri walau itu sulit. Kita akan mencapai puncak kebahagiaan kita nanti. Sampai tuhan memisah kan kita, sampai tuhan melepaskan ikatan kita. Yang harus kamu tahu, aku sayang kamu, aku mau sehat lagi, seperti dulu waktu kita bersama lagi. Aku sayang kamu :* Love you :*
                                                                     TAMAT


Salam Penulis: @rizkkyf :)


Categories:

sealkazzsoftware.blogspot.com resepkuekeringku.com

Copyright © @Rizkkyz Blog's | Powered by Blogger

Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | BTheme.net      Up ↑